Hiduplah membumi tanpa meninggi. Hidup adalah pilihan begitu kata nasehat bijak menenangkan. Baiknya hidup memang tak sekedar hidup tetapi hiduplah untuk membuat kehidupan.
Hiduplah dalam kehidupanmu bukan kehidupan orang lain. Sibuklah menghias hidupmu. Sederhanakan tak perlu diperumit dengan kehidupan orang lain. Nikmati tak perlu iri dan membuat komparasi perbandingan diri. Ketahuilah setiap kamu, istimewa dengan caramu.
Mengalirlah dan sejukkan alur yang kau lalui. Syukurilah pilihan yang kau perjuangkan. Ikhlaskanlah pengorbanan yang harus kau lewatkan. Setiap pilihan mempunyai pengorbanan. Jangan serakah!
Sabarlah menunggu ketetapan-NYA, percaya saja semua ada masanya, ada gilirannya. Sabarlah wahai hati, berbahagialah.
Jejak(u)
Cerita tentang cita, cipta dan cinta. Penyalur hobi, penyuka diksi semoga menginspirasi.
Senin, 29 Agustus 2016
Senin, 05 Januari 2015
Stasiun dan Kereta
Seperti stasiun dan
kereta. Stasiun tak pernah memiliki kereta seutuhnya. Ia hanya singgah sejenak lantas melaju kembali. Meski selalu dalam jalur yang sama. Tetapi semuanya tak akan sama, karena
sejarah tak akan pernah terulang. Sekalipun jam pemberangkatan, stasiun atau jenis
keretanya sama. Tetapi jelas pemainnya berbeda. Mereka yang turun, naik atau menetap
di dalamnya jelas orang-orang yang berbeda.
Jika, kereta itu
dianalogikan kehidupan ini dan orang-orang di dalam keretanya satu diantaranya
adalah aku. Suatu saat akan tiba saatnya aku naik, turun atau menetap di
dalamnya. Begitu juga akan tiba saatnya aku berjumpa atau berpisah dengan
orang-orang, situasi dan kenyataan baru. Cepat atau lambat aku mampu
menyesuaikan diri tergantung penerimaan dirku. Mengubah, diubah atau
bertahan juga tergantung bagaimana aku mengambil keputusan.
Tetapi satu hal
yang harus aku ingat. Tuhan, akan memampukan aku melewati semua ini. Tak usah
dan tak guna aku mendramatisir semuanya. Tidak, aku hanya rindu sesuatu yang hilang disini hingga akhirnya ku dapati bening di ujung
mataku. Kuatkan mentalmu, nikmati perjalananmu dan badai pasti berlalu.
Rabu, 27 Juni 2012
Prinsip : Perdagangan Menguntungkan Semua Pihak
·
Dalam ekonomi, seseorang akan lebih
produktif jika melakukan perdagangan. Setiap produsen
memiliki keahlian atau keunggulan yang berbeda, sama halnya
dengan kita sebagai individu dengan gelar makhluk sosial.
Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda, tidak ada
yang lebih pintar atau bodoh. Semuanya hanya masalah persepsi, persepsi yang tergantung pada cara kita menyikapi perbedaan tersebut. Pandai-pandailah mencari
kelebihan yang kita miliki. Pelajari, kembangkan dan bagikan.
Dalam ekonomi dikatakan bahwa perdagangan menguntungkan semua pihak, prinsip ini juga dapat kita terapkan dalam kehidupan sosial. Hakekat
manusia sebagai makhluk sosial menyebabkan kita tidak dapat hidup tanpa
orang lain, namun bukan berarti kita dapat bersikap manja atau bahkan
menjadi benalu bagi orang lain. Hakekat sebagai makhluk sosial,
sebagai imbas dari ketidaksempurnaan dan kelebihan-kekurangan setiap
individu yang berbeda-beda maka sudah seharusnya kita saling berbagi
kepada orang lain, misalnya berbagi ilmu dan pengetahuan. Dengan berbagi
semua orang akan menjadi lebih baik ^^
Langganan:
Postingan (Atom)